SENARAI BARANG YANG PERLU DIBAWA KE IPTA

PAKAIAN 
  • Lelaki - Baju Melayu, sampin, songkok, capal, tanjak, keris. Haha :D
  • Perempuan - Baju kurung, kain dalam, jubah 
  • T-shirt / Kemeja lengan panjang / pendek 
  • Seluar track / slack / jeans 
  • Tali pinggang 
  • Inner *Girls only* 
  • Baju tidur / Kaftan 
  • Kain pelikat / batik 
  • Sweater 
  • Babies babies =.=" 
  • Kain hitam 




KAKIKU
  • Kasut hitam / sukan 
  • Kasut biasa *Untuk bawak ke kuliah* 
  • Flip Flop 
  • Stoking 
  • Tali kasut 
  • Kiwi kasut 





TUDUNG
  • Tudung Ariani / Yuna / Bawal *Ikut suka kau ~ :D 
  • Anak tudung 
  • Brooch 
  • Pengikat rambut / Sepit rambut 





PENJAGAAN DIRI
  • Sabun mandi / Syampu rambut / Pencuci muka 
  • Ubat / Berus gigi 
  • Minyak wangi / Minyak rambut 
  • Bedak 
  • Deodorant 
  • Losyen 
  • Nail clipper / Shave / Putik kapas / Sikat 





LAUNDRY
  • Hanger 
  • Kepit baju 
  • Sabun basuh baju / Berus basuh baju
  • Bakul baju kotor 
  • Baldi / gayung 
  • Iron / Iron board 
  • Bakul kecik *Untuk letak syampu, sabun DLL





STATIONERY
  • Seletep / Double seletep 
  • Stepler / Ubat stepler 
  • Pen / pensil 
  • Klip kertas 
  • A4 Paper 
  • Penebuk lubang / Ring 
  • Kertas warna / Pembalut hadiah 
  • Softboard 
  • Gunting 
  • Fail kertas 
  • Beg / Pencil case 




KEAGAMAAN
  • Kain sembahyang 
  • Sejadah 
  • Al-Quran / Al-Mathurat 





BILIK


  • Cadar / Selimut 
  • Bantal / Sarung bantal 
  • Tuala / Kain batik basahan 
  • Carpet / Alas kaki 
  • Kertas minyak *Alas dalam almari baju 
  • Jam loceng 
  • Penyangkut baju 
  • Tong sampah kecik 
  • Tabung *Nak bayar duit PTPTN nanti :D 
  • Cermin kecik 
  • Kunci mangga 
  • Plastik bag 
  • Kalendar *Kira berapa hari lagi boleh balik :D 
  • Mini sewing kit 
  • Extension plug 
  • Pewangi locker 





MINI BAR
  • Stok makanan 
  • Pinggan / Mangkuk 
  • Tupperware 
  • Sudu / Garfu / Chosptick 
  • Gelas / Mug / Botol air 
  • Termos / Heater 





 GADGET
  • Laptop / Charger laptop 
  • HP / Charger / Kabel HP / Earphone 
  • MP3 / Earphone 
  • Pendrive 
  • Kamera / Kabel kamera 





EMERGENCY
  • Minyak angin 
  • Minyak gamat 
  • Ubat nyamuk 
  • Ubat Gegat 





DOKUMEN-DOKUMEN
  • Borang-borang 
  • Salinan fotostat IC / Sijil Beranak DLL 
  • Beg duit / Kad Bank / Kad SSPN / Lesen Memandu 
  • X-ray / Medical check up results 
  • Gambar passport

Terima Kasih Kerana Sudi Membaca Post Saya

CARA MENASIHATI PEMIMPIN

1. Definisi Nasihat

Nasihat secara etimologi berasal dari kata nashaha yang berarti khalasa yaitu murni. Adapun nasihat menurut Abu Amr bin Salah adalah menghendaki suatu kebaikan untuk orang lain dengan cara ikhlas baik berupa tindakan atau kehendak




2 Pentingnya Nasihat

Dalam pandangan Islam, nasihat adalah pilar agama yang sangat penting dan penyanggah kebenaran yang paling fundamental sehingga Rasulullah menegaskan dalam hadisnya, dari Tamim Ad Dary bahwasannya Nabi bersabda,


"Agama adalah Nasihat" 


Kami bertanya,


"Untuk siapa..?"


Baginda bersabda,

"Untuk Allah, KitabNya, RasulNya dan para pemimpin kaum muslimin serta seluruh Umat Islam"

(HR Muslim dan An-Nasa'i )




3. Nasihat kepada pemimpin

Nasihat terhadap pemimpin adalah permasalahan yang jarang mendapat penjelasan secara baik sesuai dengan asas hukum Al-Qur'an dan Sunnah Rasul. Sebagian orang terkadang kurang profesional dan tidak terpuji dalam mengoreksi kekurangan sikap para pemimpin bahkan melanggar kaedah-kaedah dasar islam dalam menegakkan prinsip amar ma'ruf nahi munkar terdapar para pemimpin, di antara mereka menempuh cara demo, membuat makar politik sehingga tidak jarang menimbulkan kekacauan dan keresahan dan sebagian yang lainnya menempuh cara terorisme.


Menasihati pemimpin termasuk perkara yang paling diredhai Allah sebagaimana sabda Nabi SAW, 

"Sesungguhnya Allah rela terhadap tiga perkara dan benci terhadap tiga perkara ; Dia rela apabila kalian menyembahNya, perpegang teguh terhadap tali Allah dan meNasihati para pemimpin. Dan Allah benci terha-dap pembicaraan sia-sia, menghambur-hamburkan harta dan banyak pertanya"




4. Subtansi Nasihat kepada Pemimpin

Nasihat terhadap para pemimpin berarti membantu mereka dalam menegakkan kebenaran, mentaati mereka dalam kebenaran, mengingatkan mereka dengan cara lembut dan sopan terhadap hak-hak rakyat dan tidak melakukan pemberontakan.


Imam Nawawi berkata bahwa menasihati para pemimpin bererti menolong mereka untuk menjalankan kebenaran, mentaati mereka dalam kebaikan, mengingatkan mereka dengan lemah lembut terhadap kesalahan yang mereka berbuat, memperingatkan kelalaian mereka terhadap hak-hak kaum muslimin, tidak melakukan pemberontakan dan membantu untuk menciptakan stabiliti negara.


Imam Al Khaththaby berkata bahawa termasuk nasihat terhadap pemimpin adalah shalat berjamaah di belakang mereka, jihad bersama mereka, membayar zakat kepada mereka, tidak keluar dari mentaati mereka tatkala terjadi penyelewengan dan kedhaliman, tidak memuji secara dusta dan selalu mendo'akan kebaikan untuk mereka.


Dan nasihat yang paling penting adalah mendatangi mereka dalam rangka untuk menyampaikan kekurangan dan keperluan umat serta menjelaskan kelemahan para pejabat khususnya hal-hal yang berdampak negatif bagi umat. Mengingatkan agar takut kepada Allah dan hari akhirat, mengajak mereka untuk berbuat kebaikan dan melarang tentang kemungkaran serta mendorong mereka agar hidup seder-hana dan wara'.




5. Macam-macam pemimpin 

Para pemimpin kaum muslimin terbagi menjadi dua :

  1. Pemimpin fajir atau jahat
    Pemimpin yang fajir atau jahat yaitu pemimpin yang hanya bercita-cita terhadap kekuasaan belaka, perbuatan mereka tidak pernah sepi dari penganiayaan dan kezaliman dan tidak segan-segan melibas siapa saja yang mencuba untuk menggoyahkan kekuasaannya meskipun dia melanggar syari'at. Tidak adil dalam memberikan hak-hak umat serta boros terhadap harta negara.


    Pemimpin yang adil lagi bijaksana. Pemimpin yang adil lagi bijaksana ertinya selalu mendahulukan kebenaran dan kepentingan umum, sungguh-sungguh dalam menerapkan syariat Islam dan sangat adil lagi bijaksana dalam memberikan hak-hak umat serta hidup sederhana dan tidak berlebihan dalam membelanjakan harta negara. 




6. Faktor penyebab rosaknya para pemimpin

Lemahnya pengamalan prinsip agama. Senang mengikuti hawa nafsu dan kesenangan dunia belaka. Sikap kolusi dan nepotisme yang berlebihan. Teman dan penasihat kepercayaan yang tidak baik atau menjadikan orang-orang kafir sebagai pembantu kepercayaan. Menyerahkan kekuasaan dan jabatan kepada orang-orang yang tidak berjiwa patriot dan ihklas. Diktator dalam mengendalikan kekuasaan. Tekanan internasional terhadap para pemimpin Islam. Terpengaruh dengan sistim negara-negara kafir dan meninggalkan sistim Islam.




7. Cara Menasihati Pemimpin

Islam memiliki etika tersendiri dalam menasihati para pemimpin bahkan mempunyai kaidah-kaidah dasar yang tidak boleh dilecehkan sebab pemimpin tidak sama dengan rakyat. Apabila menasihati kaum muslimin secara umum perlu memakai kaedah dan etika, maka menasihati para pemimpin lebih perlu memperhatikan kaedah dan etikanya.


Dari Hisyam Ibnu Hakam meriwayatkan bahAwa Nabi SAW bersabda,

"Barangsiapa yang ingin menasihati pemimpin, maka jangan dilakukan secara terang-terangan. Akan tetapi nasihatilah dia di tempat yang sepi, jika menerima nasihat itu, maka sangat baik dan bila tidak menerimanya, maka kamu telah menyampaikan kewajiban Nasihat kepadanya"
(HR Imam Ahmad)


Sangat tidak bijaksana mengoreksi kekeliruan para pemimpin lewat mimbar atau tempat-tempat umum sehingga menimbulkan banyak fitnah. Seharusnya menasihati para pemimpin dengan cara lemah lembut dan di tempat yang rahasia sebagaimana yang dilakukan oleh Usamah bin Zaid tatkala menasihati Uthman bin 'Affan bukan dengan cara mencaci-maki mereka di tempat umum atau mimbar.


Imam Ibnu Hajar berkata bahwa Usamah telah menasihati 'Uthman bin 'Affan dengan cara yang sangat bijak-sana dan beretika tanpa menimbulkan fitnah dan keresahan.


Imam Syafi'i berkata bahwa barang-siapa yang menasihati temannya dengan rahsia, maka dia telah menasihati dan menghiasainya dan barang-siapa yang menasihatinya dengan terang-terangan, maka dia telah mempermalukan dan merusaknya.


Imam Al Fudhail bin 'Iyadh berkata,


"Orang mukmin menasihati dengan cara rahsia dan orang jahat menasihati dengan cara melecehkan dan memaki-maki"



8. Bersabar terhadap pemimpin yang zalim 

Barangsiapa yang tidak memiliki kemampuan untuk menasihati pemimpin yang zalim, maka sebaiknya berdiam diri dan bersabar. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

"Barangsiapa yang mendapatkan dari pemimpin sesuatu yang tidak menyenangkan, maka hendaklah bersabar, sesungguhnya barangsiapa yang keluar dari pemimpin, maka meninggal dalam keadaan jahiliyah"
(HR Al-Bukhari)


Abdullah Ibnu Abbas berkata,

"Pemimpin adalah ujian bagi kalian, apabila mereka bersikap adil, maka dia mendapat pahala dan kamu harus bersyukur dan apabila dia zhalim, maka dia mendapatkan siksa dan kamu harus bersabar."

Imam Nawawi berkata,

"Barangsiapa yang mendiamkan kemungkaran seorang pemimpin tidak berdosa kecuali dia menunjukkan sikap rela, setuju atau mengikuti kemungkaran tersebut."




9. Bekal bagi orang yang menasihati pemimpin

Ikhlas dalam memberi nasihat Nabi Muhammad bersabda kepada Abdullah bin Amr,

"Wahai Abdullah bin Amr jika kamu berperang dengan sabar dan ikhlas, maka Allah akan membangkitkan kamu, sebagai orang yang sabar dan ikhlas dan jika kamu berperang kerana riya', maka Allah akan membangkitkan kamu sebagai orang riya dan ingin dipuji"
(HR Abu Daud)



Imam Ibnu Nahhas berkata,

"Orang yang menasihati pemimpin hendaknya mendahulukan sikap ikhlas untuk mencari redha Allah. Barangsiapa yang mendekati pemimpin untuk mencari pengaruh atau jabatan atau pujian maka dia telah berbuat kesalahan yang besar dan melakukan perbutan sia-sia. Menjauhi segala macam cita-cita peribadi. Seorang yang menasihati pemimpin sebaiknya meninggalkan segala tujuan dan keinginan peribadi untuk mendapatkan sesuatu dari pemimpin atau penguasa. Para ulama salaf telah banyak memberi contoh dan suri tauladan, seperti Sufyan Atsaury, beliau sering menolak pemberian para penguasa khawatir bila pemberian tersebut menghalanginya untuk mengingkari kemungkaran. Mendahulukan sikap kejujuran dan keberanian Seorang yang ingin menasihati pemimpin atau penguasa hendaknya bersikap jujur dan pemberani sebagaimana sabda Nabi : "Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kebenaran kepada pemimpin yang dhalim"
(HR Abu Daud)


Berdoa kepada Allah dengan doa-doa ma'tsur Dari Ibnu Abbas bahwa beliau berkata,

"Jika kamu mendatangi penguasa yang kejam, maka berdoalah, Allah Maha Besar, Allah Maha Tinggi seru semua makhluqNya, Allah Maha Tinggi dari semua yang saya takutkan dan khawatirkan. Saya berlindung kepada Allah yang tiada Tuhan yang haq selainNya, Dialah yang menahan langit yang tujuh sehingga tidak jatuh ke bumi dengan izin-Nya dari kejahatan hamba-Mu dan para pengikutnya, bala tentaranya dan para pendukungnya baik dari jin atau manusia. Ya Allah jadilah Engkau pedampingku dari kejahatan mereka, Maha Tinggi kekuasaan Allah dan Maha Agung serta Maha Berkah Nama-Nya tiada Tuhan selain Engkau" (Dibaca tiga kali)
(HR Ibnu Abu Syaibah)



Demikian sekilas penjelasan tentang kaedah dan etika dalam Fiqih Nasihat khususnya nasihat kepada para pemimpin kaum muslimin.



Rujukan :

  1. Haqiqatul Amr bil Ma'ruf Wa Nahi 'anil Mungkar, Dr. Hamd bin Nasir Al Ammar

  2. Fiqih Nasihat, Fariq Qasim

Terima Kasih Kerana Sudi Membaca Post Saya

PANDANGAN BERBEZA BAGI SETIAP ORANG

Sememangnya dalam kehidupan ini, perbezaan pendapat dan mempunyai pandangan yang berlainan adalah sesuatu perkara yang lumrah justeru apabila ia berlaku jangan sesekali ada di antara kita dengan mudah membuat kesimpulan yang menjurus kepada prasangka kononnya ia bertujuan memburukkan sesiapa.. Allah telah mengingatkan kita dalam surah Yunus ayat 36 dengan menegaskan,


"Prasangka itu tidak mendatangkan kebenaran apa pun"


Oleh itu jika tercetus sesuatu isu antara kita dan terwujudnya perbezaan pendapat atau terbentuk sesuatu teguran ia seharusnya ditangani dengan sebijak-bijaknya. Jika dengan Firaun pun Allah perintahkan para nabi bercakap dengan lemah lembut, apatah lagi kita sesama Islam. Ertinya Allah tidak suka jika kita bercakap atau berhujah mengikut perasaan semata-mata.. Rasulullah SAW bersabda,

"Percakapan orang yang berakal muncul dari balik hati nuraninya. Maka ketika hendak berbicara, terlebih dahulu ia kembali pada nuraninya. Apabila ada manfaat baginya, dia harus bercakap dan apabila ia boleh mendatangkan keburukan, maka dia hendaklah tidak melafazkannya. Sesungguhnya hati orang yang bodoh berada di mulut, ia berbicara sesuai apa sahaja yang dia mahukan"


Seperkara lagi dalam kita berhujah atau mempertahankan sesuatu elakkan daripada memalsukan fakta apatah lagi membuat pujian yang bukan-bukan kepada seseorang ini. Ia disebabkan pujian yang melampau itu adalah bencana lidah (min afat al lisan) yang sangat berbahaya.


Dalam buku Ihya 'Ulum Al-Din, Imam Ghazali menyatakan enam bahaya (keburukan) yang mungkin timbul daripada budaya memuji tersebut iaitu empat keburukan kembali kepada orang yang memberikan pujian dan dua keburukan lainnya kembali kepada orang yang dipuji.



Bagi pihak yang memuji, keburukan yang akan diperoleh ialah melakukan pujian secara berlebihan sehingga menjerumus ke dalam dusta, dia memuji dengan berpura-pura menunjukkan rasa cinta dan simpati yang tinggi sedangkan dalam hatinya adalah sebaliknya, ia menyatakan sesuatu yang tidak disokong oleh fakta sebaliknya pembohongan semata-mata dan dia telah menggembirakan orang yang dipuji padahal orang itu melakukan kesalahan.



Dua keburukan yang menanti orang yang dipuji pula ialah dia akan merasa sombong (kibr) dan bangga diri (ujub) .. Kedua-dua adalah penyakit yang boleh 'mematikan' hati seseorang dan keburukan kedua, orang yang dipuji akan merasa hebat, tidak perlu bersusah payah dan bekerja kuat.


Kesimpulannya, dalam apa juga yang kita lakukan berkaitan dengan lidah yang melahirkan kata-kata kita harus berhati-hati, tidak kiralah sama ada ia teguran, pujian, kenyataan atau berhujah. Ini kerana setiap apa yang diperkatakan akan diperhitungkan di akhirat kelak apatah lagi jika ia berkaitan dengan soal kebenaran dan kebatilan.



Justeru jadikanlah firman Allah dalam Surah Ali-Imran ayat 104 dan 105 sebagai pegangan, maksudnya,


"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang mengajak kepada kebajikan dan menyuruh kepada makruf dan mencegah dari kemungkaran dan mereka itulah orang-orang yang beruntung"

"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka dan mereka itulah orang-orang yang akan mendapat azab yang berat"

Terima Kasih Kerana Sudi Membaca Post Saya

PEREMPUAN TIDAK BERASAL DARI TULANG RUSUK LELAKI

Kita sering mendengar cerita bahawa Hawa diciptakan daripada tulang rusuk Adam. Sehingga terdapat ungkapan yang mengatakan wanita dijadikan daripada tulang rusuk supaya yang dekat dengan hati dan supaya sering didampingi serta diingati dan bermacam-macam lagi. Begitu juga, hampir semua kitab-kitab tafsir menyebutkan kisah penciptaan Hawa dan menjadi asas kepada ulama tafsir ketika menjelaskan maksud ayat pertama surah An-Nisa'. (Sila lihat Tafsir At-Tabari, Tafsir Al-Baidhawi, Al-Kahzin dan lain-lain)


Kenyataannya ialah tidak ada satu pun ayat Al-Quran dan Hadis Rasulullah SAW yang jelas menyebutkan hakikat kejadian Hawa. Al-Quran tidak menyebutkan Hawa dicipta daripada Adam tetapi manusia itu dicipta daripada jiwa yang satu. Apa yang disebutkan di dalam al-Quran ialah manusia itu diciptakan daripada jenis yang sama dengannya juga. Seorang manusia tentunya ibu bapanya manusia juga bukan makhluk yang lain.


Abu A`la Al-Mawdudi menulis bagi ayat pertama surah An-Nisa' ini,

"Umumnya para pentafsir Al-Quran menyebutkan Hawa dicipta daripada tulang rusuk Adam dan Bible juga menyebutkan perkara yang sama. Kitab Talmud pula menambah bahawa Hawa diciptakan daripada tulung rusuk Adam yang ketiga belas. Tetapi Al-Quran tidak menyentuh langsung perkara ini dan hadis-hadis yang dipetik untuk menyokong pandangan ini mempunyai makna yang berbeza dari yang sering difahami. Oleh itu, perkara yang terbaik ialah membiarkan perkara yang tidak dijelaskan seperti yang terdapat dalam Al-Quran dan tidak perlu membuang masa bagi menentukan perinciannya."
( The Meaning Of The Quran, Jilid 2 M/S 94)


Menurut Al-Mawdudi, hadis-hadis Rasulullah SAW tidak menyatakan perkara yang sebagaimana yang tersebar dalam masyarakat Islam iaitu sebenarnya tidak ada satupun hadis baginda SAW yang menerangkan asal- usul kejadian Hawa.


Kaedah yang sebenar ialah tidak perlu memberatkan diri dalam menentukan perkara yang Allah SAW tidak menyatakan dengan terang dan jelas. Contohnya, apabila Allah SAW menyebutkan cerita tentang bahtera Nabi Nuh tidak perlu bagi kita untuk menentukan apakah saiz dan kapasitinya atau bahan buatannya. Perincian itu bukan menjadi maksud penurunan Al-Quran. Apa yang penting ialah menjadikan peristiwa tersebut sebagai iktibar dan pengajaran. Dengan kata lain, Al-Quran bukan kitab sejarah atau sains tetapi kitab yang memberi panduan hidup kepada manusia supaya selamat di dunia dan akhirat.


Dalam hal ini Shah Waliyullah menyebutkan dengan jelasnya. Kata beliau ketika mengulas kisah-kisah yang diceritakan oleh Al-Quran,

"Bukanlah maksud cerita-cerita di dalam Al-Quran untuk mengetahui cerita itu sendiri. Maksud sebenarnya ialah supaya pembaca memikirkan betapa bahayanya syirik dan kemaksiatan serta hukuman Allah hasil dari perbuatan syirik itu di samping menenangkan hati orang-orang yang ikhlas dengan tibanya pertolongan dan perhatian Allah kepada mereka."
(Al-`Fawz Al-Kabir Fi Usul Al-Tafsir, M/S 138)


Mengapa Berlaku Kekeliruan Tentang Kejadian Hawa Ini..?


Ada beberapa faktor mengapa berlaku kekeliruan dalam memahami makna sebenar ayat ini :


  1. Berpegang Dengan Riwayat Israiliyyat Fasal yang kedua di dalam Sifr Al-Takwin menyebutkan Hawa diciptakan daripada tulang rusuk kiri Nabi Adam ketika baginda sedang tidur. (Tafsir Al-Manar, Jilid. 4, M/S 268) Disebabkan ada riwayat dalam kitab-kitab yang dahulu, ahli-ahli tafsir terus menganggap ia sebagai sokongan atau pentafsiran kepada Al-Quran. Bagaimana mungkin ayat Al-Quran ditafsirkan dengan riwayat Israiliyyat walhal penurunan kitab-kitab nabi terdahulu lebih awal lagi daripada Al-Quran. Sepatutnya, kitab yang turun kemudianlah yang menjelaskan kitab-kitab yang terdahulu.


    Hadis berkenaan perkara ini mempunyai beberapa versi. Antaranya ialah :


    1. Perempuan itu diciptakan daripada tulang rusuk


    2. Perempuan seperti tulang rusuk.


    3. Perempuan adalah tulang rusuk.


  2. Mengkhususkan Keumuman Hadis Tanpa Nas Yang Jelas Antara kesilapan dan kekeliruan ialah mengkhususkan lafaz hadis yang menyebut perempuan kepada Hawa. Hadis-hadis yang diriwayatkan daripada Rasulullah SAW semuanya dengan jelas menyatakan perempuan dalam bentuk tunggal atau jamak dan tidak ada yang menyebutkan Hawa secara khusus. Jelasnya, para pentafsir menyangka wanita dalam hadis tersebut adalah Hawa tanpa berdasarkan kepada nas yang lain yang menentukan makna yang dikehendaki oleh Rasulullah SAW itu.

  3. Kesilapan Memahami Kata Sendi Nama Min من walaupun perkataan min itu memberi erti 'daripada' , 'punca sesuatu perkara' atau 'sebahagian' , kata sendi nama min juga mempunyai makna lain seperti 'ntuk menyatakan sebab' dan 'menyatakan jenis sesuatu perkara'. Oleh itu, pemakaian huruf ini dalam bahasa Arab adalah luas dan tidak semestinya terikat dengan satu makna sahaja. (Lihat, Ibn Hisyam, Mughni Al-Labib, Jilid 1, M/S 319)


Abu Muslim Al-Asfahani mengatakan, maksud menciptakan daripadanya pasangannya ialah menciptakannya dari jenisnya. (Lihat Hasyiah Zadah 'Ala Al-Baidhawi) Ini seperti ayat-ayat Al-Quran berikut :


وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

"Dan di antara tanda-tanda yang membuktikan kekuasaannya dan rahmatNya, bahawa Dia menciptakan untuk kamu (wahai kaum lelaki), isteri-isteri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra dengannya dan dijadikanNya di antara kamu (suami isteri) perasaan kasih sayang dan belas kasihan. Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi keterangan-keterangan (yang menimbulkan kesedaran) bagi orang-orang yang berfikir."
(Al-Rum : 21)


فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

"Dialah yang menciptakan langit dan bumi ; Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri dan menjadikan dari jenis binatang-binatang ternak pasangan-pasangan (bagi bintang-binatang itu) ; dengan jalan yang demikian dikembangkanNya (zuriat keturunan) kamu semua. Tiada sesuatupun yang sebanding dengan (ZatNya, sifat-sifatNya dan pentadbiranNya) dan Dialah Yang Maha Mendengar, lagi Maha Melihat."
(Al-Syura : 11)


وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ 

"Dan Allah telah menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagi kamu daripada pasangan-pasangan kamu anak-anak dan cucu dan memberikan rezki kepada kamu daripada benda-benda yang baik."
(An-Nahl : 72)


Ayat-ayat ini tidak boleh difahami sebagai isteri-isteri kita itu diciptakan daripada diri atau jasad kita tetapi mestilah difahami sebagai "mereka itu dari jenis yang sama dengan kita".



لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

"Sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang rasul dari jenis kamu, yang amat berat baginya kesusahan kamu, sangat berharap akan keimanan kamu dan sangat kasih serta menyayangi kepada orang-orang yang beriman."
(At-Taubah : 128)


لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

"Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan kurniaan yang besar kepada orang-orang yang beriman ketika Dia mengutuskan seorang rasul kepada mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan Kitab dan Hikmah. Sesungguhnya mereka sebelum itu berada di dalam kesesatan yang nyata."
(Ali Imran : 164)


Kedua-dua ayat ini dengan jelasnya menyebutkan Rasulullah SAW yang diutuskan kepada kita adalah dari kalangan manusia yang sama seperti kita bukan dari kalangan makhluk yang lain seperti malaikat. Dengan itu, hadis ini ditafsirkan sebagai sifat dan perasaan perempuan itu daripada jenis yang mudah bengkok.


عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : (من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فلا يؤذي جاره واستوصوا بالنساء خيرا، فإنهن خلقن من ضلع، وإن أعوج شيء في الضلع أعلاه، فإن ذهبت تقيمه كسرته، وأن تركته لم يزل أعوج، فاستوصوا بالنساء خيرا)

"Sesiapa yang beriman dengan Allah dan Hari Akhirat, maka janganlah menyakiti jirannya dan hendaklah dia menjaga wanita dengan sebaik-baiknya kerana sesungguhnya mereka diciptakan daripada tulang rusuk. Sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok ialah yang paling atas, jika kamu berusaha untuk membetulkannya kamu akan mematahkannya, jika kamu terus biarkan begitu ia akan terus bengkok. Oleh itu terimalah pesanan supaya menjaga wanita-wanita dengan baik."
(Hadis Riwayat Al-Bukhari No 4890)


عن أبي هريرة : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : (المرأة كالضلع، إن أقمتها كسرتها

"Perempuan itu seperti tulang rusuk. Jika kamu ingin memperbetulkannya kamu akan mematahkannya."
(Hadis Riwayat Al-Bukhari No 4889)


Hadis ini telah dikemukakan oleh Imam Al-Bukhari di dalam Kitab Al-Nikah bab berlembut dengan wanita. Tujuan Al-Bukhari mengemukakan hadis ini ialah untuk menyatakan sifat fitrah wanita bukannya hakikat kejadian mereka. Apakah tubuh atau jasad wanita akan mudah patah apabila dikasari oleh orang lain..? Tentu sekali tidak.


عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إن المرأة كالضلع إذا ذهبت تقيمها كسرتها

"Sesungguhnya perempuan itu seperti tulang rusuk. Jika kamu ingin memperbetulkannya kamu akan mematahkannya."
(Hadis Riwayat Muslim No 1468)


Hadis ini lebih jelas lagi menyatakan sifat perempuan itu seperti tulang rusuk bukan diciptakan daripada tulang rusuk. Penggunakan partikel kaf ك ini bagi menyatakan persamaan antara perempuan dan tulang rusuk. Sementara ayat yang kedua merupakan sudut persamaan antara kedua-duanya.


Kecenderungan Imam Al-Bukhari ketika membuat Tarjamatul Bab di dalam Sahihnya, iaitu :


باب : المداراة مع النساء، وقول النبي صلى الله عليه وسلم : (إنما المرأة كالضلع)

"Bab berlembut dengan wanita dan Sabda Nabi SAW, sebenarnya perempuan itu seperti tulang rusuk."


Dengan membuat tajuk begini Imam Al-Bukhari tidaklah berpendapat bahawa Hawa itu dijadikan daripada tulang rusuk kiri Nabi Adam. Begitu juga di dalam Al-Adab Al-Mufrad, Imam Al-Bukhari mengemukakan riwayat :


إن المرأة ضلع , وإنك إن تريد أن تقيمها تكسرها

"Sesungguhnya perempuan itu tulang rusuk. Jika kamu mahu untuk meluruskannya maka kamu akan mematahkannya."
(Al-Adab Al-Mufrad, No 747)


Apakah hadis ini menyatakan hakikat perempuan itu sebenarnya tulang rusuk..? Tentu sekali tidak. Hadis ini merupakah satu bentuk tasybih atau perumpamaan yang mempunyai nilai balaghah atau retorik yang tinggi di mana perkataan yang menyatakan persamaan tidak digunakan begitu juga sudut keserupaan tidak disertakan. Ayat yang kedua boleh juga dikatakan sebagai bukti bahawa perkataan tulang rusuk tidak difahami secara harfiah.


Sokongan Kepada Penafsiran Ini


Penafsiran min bukan dengan makna punca atau asal-usul sesuatu adalah sesuai hadis berikut :


عن أبي قلابة، عن أنس رضي الله عنه : أن النبي صلى الله عليه وسلم كان في سفر، وكان غلام يحدو بهن يقال له أنجشة، فقال النبي صلى الله عليه وسلم: (رويدك يا أنجشة سوقك بالقوارير. قال أبو قلابة : يعني النساء

"Daripada Abu Qilabah daripada Anas bin Malik bahawa, Rasulullah SAW berada dalam satu perjalanan. Ada seorang budak yang dikenali dengan Anjisyah menarik unta yang ditunggangi oleh wanita-wanita. Lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: Wahai Anjisyah! Perlahankanlah kerana yang kamu tarik itu ialah botol-botol kaca. Perawi, Abu Qilabah, berkata: Maksudnya ialah wanita-wanita."
(Hadis Riwayat Al-Bukhari No 5857)


Rasulullah SAW menggambarkan wanita sebagai golongan yang lembut dari segi perwatakan dan cukup sensitif. Baginda menyebutkan wanita seperti botol-botol kaca yang mudah pecah jika tidak dijaga dan diberi perhatian.


Kesimpulan hadis ini perlu difahami secara balaghah iaitu berdasarkan retorik bahasa Arab. Rasulullah SAW menyampaikan pesanan ini dalam bentuk tasybih (perumpamaan) supaya maksud pesanan difahami dengan lebih mendalam. Tegasnya, supaya pendengar lebih peka dan prihatin bukan memberi perhatian kepada makna harfiah. Rasulullah SAW membuat perumpamaan wanita seperti tulang rusuk bukan bermaksud untuk merendahkan kedudukan mereka tetapi sebagai peringatan kepada kaum lelaki supaya memberi perhatian kepada mereka, melayani mereka dengan baik, mendidik dan menjaga hati mereka. Sama seperti lelaki, wanita sama-sama berperanan untuk menegakkan agama dan menguruskan hal ehwal kehidupan.


Dengan pemahaman yang betul tentang hadis-hadis ini maka tertolaklah anggapan bahawa wanita adalah dari kelas kedua kerana kononnya dijadikan daripada orang lelaki iaitu Adam..!

Terima Kasih Kerana Sudi Membaca Post Saya

HUKUM MEMBERI SALAM

Salam ialah mengucap السلام عليكم


Dalil firman Allah تعالى :


ياأيها الذين آمنوا لا تدخلوا بيوتا غير بيوتكم حتى تستأنسوا وتسلموا على أهلها ذلكم خير لكم لعلكم تذكرون

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu masuk ke dalam mana-mana rumah yang bukan rumah kamu, sehingga kamu lebih dahulu meminta izin serta memberi salam kepada penduduknya; yang demikian adalah lebih baik bagi kamu, supaya kamu beringat (mematuhi cara dan peraturan yang sopan itu)


فإذا دخلتم بيوتا فسلموا على أنفسكم تحية من عند الله مباركة طيبة كذلك يبين الله لكم الآيات لعلكم تعقلون

Maka apabila kamu masuk ke mana-mana rumah, hendaklah kamu memberi salam kepada (sesiapa yang seperti) kamu dengan memohon kepada Allah cara hidup yang berkat lagi baik. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat (yang menjelaskan hukum-hukumNya), supaya kamu memahaminya.



Hadis Nabi صلى الله عليه السلم,


عن ابن عمر رضي الله عنهم أن رجلا سأل رسول الله صلى الله عليه السلم اى الاسلام خير؟ قال تطعم الطعام وتقرأ السلام على من عرفت ومن لم تعرفز

Diriwayatkan dari Ibnu Umar رضي الله عنهم bahawa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah صلى الله عليه السلم "Apakah islam yang baik..?" bersabda Rasulullah صلى الله عليه السلم “memberi makan akan makanan dan memberi salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang kamu tidak kenal.



Rukun salam

  1. Orang yang memberi salam.

  2. Orang yang diberi salam kepadanya.

  3. Lafaz yang digunakan bagi memberi salam dan menjawabnya. 




Syarat orang yang menerima salam

  1. Islam

  2. Mumayyiz

  3. Baligh.

Etinya harus memberi salam kepada kanak-kanak mumayyiz. Dan wajib orang yang baligh menjawab salam kanak-kanak mumayyiz.




Syarat bagi ucapan salam

  1. Mestilah berlafaz pada memberi salam dan menjawabnya.

  2. Mengeluarkan suara serta memperdengarkan salam ketika memberi salam dan menjawabnya.

  3. Hendaklah berhubung antara memberi salam dan menjawabnya. 




Ucapan memberi salam

  1. Ucapan memberi salam yang afdhal ialah السلام عيكم ورحمة الله وبركاته dengan lafaz ramai (kamu) dalam bahasa arab (كم) sekali pun orang yang diberi salam seorang sahaja.

  2. لسلام عليكم (Kesejahteraan itu di atas kamu)

  3. السلام عليك (Kesejahteraan itu di atas engkau)

  4. سلام عليك (Sejahtera di atas engkau)




Ucapan menjawab salam

Ucapan menjawab salam yang afdhal وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته dengan lafaz ramai, sekalipun orang yang memberi salam hanya seorang. 

  1. وعليكم السلام

  2. وعليك السلام

  3. عليكم السلام

  4. السلام عليكم ini sama dengan lafaz memberi salam

  5. سلام عليكم 




Hukum memberi salam dan menjawabnya

Hukum asal memberi salam adalah sunat dan menjawabnya adalah wajib. Bahagian orang yang memberi salam dan yang menjawabnya, serta hukum memberi dan menjawab salam antara mereka itu.




Ucapan salam antara dua lelaki

  1. Memberi salam ialah sunat aini sekiranya orang yang memberi salam seorang dan menjawabnya adalah fardu ain sekiranya yang diberi salam seorang.

  2. Memberi salam ialah sunat yakni sekiranya orang yang memberi salam seorang dan menjawabnya adalah fardu kifayah sekiranya orang yang diberi salam lebih dari satu orang.

  3. Memberi salam ialah sunat kifayah sekiranya yang memberi salam lebih dari seorang, menjawabnya adalah fardu ain sekiranya yang menerima salam seorang.




Ucapan salam antara dua orang perempuan

Hukumnya sama seperti salam antara dua orang lelaki.




Ucapan salam antara lelaki dan perempuan 

  1. Sekiranya yang memberi salam atau menjawab salam itu isteri, hambanya atau orang yang haram berkahwin dengannya hukumnya sama seperti salam antara lelaki sesama lelaki.

  2. Makruh atas lelaki memberi salam terhadap perempuan muda yang boleh dikahwini sedangkan perempuan itu haram menjawabnya.

  3. Haram perempuan muda yang boleh dikahwini memberi salam, sementara lelaki yang diberi salam makruh menjawabnya.

  4. Harus seorang lelaki memberi salam kepada sekumpulan perempuan dan wajib di atas salah seorang dari mereka itu menjawabnya sekiranya tidak timbul fitnah.

  5. Sunat sekumpulan perempuan memulakan salam dan wajib atas lelaki menjawabnya jika tidak timbul fitnah.

  6. Apabila sekumpulan lelaki memberi salam terhadap seorang perempuan wajib dia menjawab sekiranya tidak takut fitnah, begitu juga sebaliknya.

  7. Harus sekumpulan lelaki memberi salam terhadap sekumpulan wanita dan wajib mereka itu menjawabnya jika tidak takut fitnah begitu juga sebaliknya.




Ucapan salam antara kanak-kanak dan orang dewasa

  1. Pendapat yang sahih menyatakan bahawa sunat kanak-kanak memberi salam terhadap orang dewasa manakala mereka itu wajib menjawabnya.

  2. Harus bagi orang dewasa memberi salam kepada kanak-kanak dan sunat mereka itu menjawabnya. 




Ucapan salam antara orang yang mendengar dan orang yang pekak

  1. Apabila hendak memberi salam kepada orang yang pekak hendaklah seorang itu menghimpunkan antara berlafas dan memberi isyarat maka wajib orang yang pekak itu menjawabnya.

  2. Sekiranya orang yang pekak memberi salam wajib lah seorang itu menjawab dengan menghimpunkan berlafas dan isyarat.

  3. Ucapan salam antara orang yang boleh bertutur dengan orang yang bisu.

  4. Sekiranya orang yang boleh bertutur memberi salam kepada orang yang bisu dan membuat isyarat orang yang bisu pada menjawab salam nescaya gugur fardu dari orang yang bisa.

  5. Apabila orang yang bisu memberi salam dengan isyarat kepada orang yang boleh bertutur maka wajib diatas orang yang boleh bertutur menjawabnya.

  6. Memberi salam atau menjawab salam orang fasik, orang yang buat bida'h dan orang yang melakukan dosa yang besar.

  7. Tidak disunatkan memberi salam kepada mereka dan begitu juga tidak wajib menjawab salam mereka itu bahkan seeloknya jangan memberi salam dan menjawab salam mereka itu.



Salam antara muslim dan kafir

  1. Haram memberi salam kepada orang kafir dan harus menjawabnya dengan lafas وعليكم sahaja jika ada yang memberi salam kafir zimmi.

  2. Harus menulis surat yang dihantar kepada orang kafir dengan lafas وسلام على من اتبع الهدى pada awal tulisan.

  3. Memberi salam kepada orang Islam yang bercampur gaul dengan orang kafir.

  4. Disunatkan memberi salam kepada mereka dengan kasad memberi salam kepada orang Islam.




Mengirim salam kepada mereka yang tiada bersama kita

  1. Disunatkan mengirim salam kepada orang yang tidak bersama kita sama ada dengan menghantar surat atau mengirim salam melalui orang lain dan wajib orang yang itu menyampaikannya.

  2. Wajib orang yang menerima salam yang dikirimkan menjawabnya dengan bersegera sekiranya salam yang dikirim mencukupi syarat, kecuali pada surat, tidak disyaratkan berlafas.




Waktu-waktu yang tidak disunatkan memberi salam, dan tidak wajib menjawabnya, iaitu pada ketika:  

  1. Sedang kadaq hajat (Buang air besar atau kecil)

  2. Sedang jimak.

  3. Sedang istinja.

  4. Sedang minum.

  5. Sedang makan.

  6. Sedang tidur.

  7. Sedang mengantuk.

  8. Sedang sujud.

  9. Sedang sembahyang.

     
  10. Azan.

  11. Iqamat.

  12. Di dalam bilik air.

  13. Dan lain-lain yakni pada tiap-tiap orang yang sedang sibuk dengan urusannya yang tidak layak memberi salam kepadanya atau orang yang sedang beribadat.




Adab memberi salam

Hendaklah yang memulakan memberi salam : 

  1. Kanak-kanak kepada orang dewasa.

  2. Orang sedikit terhakap orang yang banyak.

  3. Orang yang datang terhadap orang yang duduk

  4. Orang yang berkenderaan terhadap orang yang berjalan kaki.

    Terima Kasih Kerana Sudi Membaca Post Saya

    KEINDAHAN ALAM

    Dengan memandang pemandangan semulajadi yang menghijau boleh memberi ketenagan pada jiwa dan menghilangkan kerisauan, memandang kepada pokok dan bunga-bungaan yang cantik setiap hari satu jam boleh menghilangkan rasa stres dan menenangkan jiwa. Perhaitan ayat-ayat suci Al-Quran yang membincangkan kejadian langit, bumi, taman-taman dan lain-lain keindahan alam yang dapat merawati hati-hati manusia.


    وهي العلاج بالنظر وبتأمل ألوان الطبيعة الخضراء، ويقول الباحثون إن النظر إلى الحدائق يثير البهجة في النفوس، وإن التأمل لساعة كل يوم في الشجر والورود وألوانها الزاهية هو طريقة فعالة لعلاج الاكتئاب والإحباط وكثير من الحالات النفسية المستعصية، إذن العلم يربط اليوم بين إثارة البهجة والسرور في النفس وبين النظر إلى الحدائق الطبيعية، وهذا ما اختصره لنا القرآن بكلمات وجيزة وبليغة في قوله تعالى: (أَمَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا بِهِ حَدَائِقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ مَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُنْبِتُوا شَجَرَهَا أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ هُمْ قَوْمٌ يَعْدِلُونَ) [النمل: 60]. تأملوا معي هذا الربط الرائع بين الحدائق والبهجة (حَدَائِقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ) ألم

    Terima Kasih Kerana Sudi Membaca Post Saya

    KISAH PENGAJARAN : WASIAT UNTUK ISTERI TERSAYANG

    Kisah Benar Untuk Renungan Kita Bersama

    Kira-Kira 15 hari yang lalu, seorang hamba Allah (si A), telah pun kembali ke rahmatullah secara mengejut (kerana sakit jantung).Allahyarham adalah merupakan seorang yang amat dihormati dan disegani di kampung beliau.


    Semasa jenazah Allahyarham diletakkan di ruang tamu rumahnya sementara menunggu untuk diuruskan oleh saudara mara dan sahabat handai, isteri Allahyarham tidak berhenti-henti meratapi jenazahnya sambil merungut-rungut. Si penulis (penulis asal cerita ini) yang kebetulan anak saudara Allahyarham, ada di sebelah balu Allahyarham pada ketika itu. Beliau merasa amat hairan dengan sikap balu arwah itu. Si balu sepatutnya membaca ayat-ayat suci al-Quran untuk dihadiahkan kepada arwah. Kira-kira 10 minit kemudian, kakak ipar arwah (kakak balunya) pun sampai.


    Beliau turut merasa hairan dengan sikap adiknya yang meratapi dan merungut itu, lantas beliau melarang adiknya berbuat demikian sambil bertanya akan sebabnya. Penulis yang masih berada disitu merasa amat terkejut apabila mendengar jawapan yang diberikan oleh balu Allahyarham itu. Antara jawapannya ialah:


    Suaminya tidak membuat surat wasiat (yang sebenarnya ada). Tanah pusaka milik suaminya tidak sempat ditukarkan ke nama beliau dan anak-anaknya. Suaminya tidak sempat memindahkan saham syarikat suaminya bersama-sama adik-adiknya kepada beliau (Allahyarham memegang saham sebanyak 50% dan 5 orang adik-adiknya memegang 10% setiap seorang).


    Untuk makluman, arwah adalah seorang yang agak berjaya dalam perniagaannya. Syarikat yang diuruskan oleh arwah sangat maju dewasa ini.Di samping itu, arwah memiliki kira-kira 12 ekar tanah di pinggir Putrajaya dan kira-kira 50 ekar di sekitar kawasan Sepang / Dengkil.


    Setelah seminggu arwah dikebumikan, peguam arwah memanggil waris-warisnya untuk dibacakan surat wasiat arwah. Penulis juga turut dipanggil tanpa mengetahui akan sebabnya. Allahyarham mempunyai 4 orang anak, yang sulUng masih lagi bersekolah di tingkatan 4 manakala yang bongsunya berusia 6 tahun.


    Antara kandungan surat wasiat Allahyarham ialah, 30% syer perniagaannya diserahkan kepada anak saudara perempuannya yang juga ahli perniagaan dan 20% lagi diagihkan sama rata kepada anak-anaknya dengan anak saudara perempuannya sebagai pemegang amanah.


    Tanah pusakanya seluas 10 ekar di pinggir Putrajaya dibahagikan sama rata kepada anak-anak perempuannya (2 orang) dan 2 ekar untuk anak saudara lelakinya yang juga pemegang amanah untuk anak-anak perempuannya.


    Anak-anak lelakinya yang berumur 14 dan 10 tahun, diberikan tanah 15 ekar seorang dengan saudara lelakinya sebagai pemegang amanah. Saham-sahamnya diserahkan kepada anak-anaknya dan dibahagikan mengikut hukum syarak, dan diuruskan oleh saudara perempuannya yang diberi 20%.


    Wang tunainya di bank persendirian diamanahkan kepada kakaknya untuk menampung pembiayaan anak-anaknya jika isterinya tidak berkahwin lagi. Jika isterinya berkahwin lagi, beliau meminta peguamnya meminta mahkamah memberikan hak penjagaan anak-anaknya kepada kakaknya. Rumah dan tapak rumahnya diwakafkan untuk anak-anak yatim Islam dan sebuah surau dan hendaklah diserahkan kepada Majlis Agama Islam. Harta-hartanya yang lain iaitu 2 buah kereta diberikan kepada adik lelakinya yang ketiga dan kelima, manakala baki tanah 20 ekar dibahagikan sama rata kepada adik-adik dan kakaknya.


    Setelah selesai wasiat tersebut dibaca, isterinya membantah keras kerana tiada satu pun harta yang diserahkan kepadanya melainkan sebuah proton saga yang tidak dimasukkan dalam wasiat tersebut (yang memang digunakan oleh isterinya). Belum sempat isterinya terus membantah, peguam Allahyarham membacakan satu kenyataan mengenai isterinya yang terkandung dalam wasiat itu.


    "Isteriku tidak akan kuberikan apa-apa kecuali pengampunan. Terlalu banyak dosanya kepadaku. Maka pengampunan adalah hadiah yang paling berharga. Tidak pernah aku merasa masakannya sejak mula berkahwin walaupun pernah aku suarakan. Tiada belas kasihan terhadap aku, baik semasa sakit apatah lagi jika aku sihat. Herdik dan tengking kepada aku dan anak-anak adalah lumrah. Keluar rumah tidak pernah meminta kebenaran daripada aku. Makan dan minum anak-anak adalah tanggungjawab bibik (pembantu rumah). Kain bajuku tidak pernah diuruskan dan yang paling menyedihkan, tiada mahunya dia mendengar pandangan dan nasihatku untuk kesejahteraan rumahtangga. Kebahagiaan aku selama ini hanya dengan amalanku, tugas seharianku, anak- anakku dan adik-beradikku, terutama kakakku (yang sebagai pengganti ibu)."



    Selepas peguam Allahyarham membacakan kenyataan itu,barulah penulis faham mengapa balu Allahyarham begitu meratap dan merungut semasa berada disisi jenazahnya. Marilah kita renungi bersama.Semoga dengan apa yang terjadi di atas akan memberikan satu pengajaran yang berguna kepada kita sebagai umat Islam


    She should be thankful.. She got the forgiveness from her husband

    Terima Kasih Kerana Sudi Membaca Post Saya

    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...